Suka Duka Menjadi Tukang Servis Elektronik

Menjadi tukang servis elektronika bagi sebagian orang mungkin adalah profesi yang rumit dan butuh ketelatenan serta ketekunan. Meski begitu tidak sedikit orang yang menganggap sebuah pekerjaan sepele. Misalkan saja saat diminta memperbaiki setrika atau lampu senter. Ketika seorang konsumen melihat cara si tukang servis memperbaiki dan ia mengetahui bahwa rusaknya cuma putus kabelnya saja. Setelah selesai konsumen bertanya tentang ongkosnya, dan tukang servis menjawab 10 ribu. Mau tidak mau konsumen tentu harus membayarnya, meskipun si tukang servis hanya menyambung kabel. Hal inilah terkadang bagi sebagian orang menganggap bahwa teknisi servis elektronika itu banyak untungnya dan tidak perlu banyak modal untuk dalam menjalaninya. Dilain pihak ada juga yang beranggapan bahwa mengambil biaya 10 ribu itu sangat mahal, meski ia tetap membayarnya, namun dalam hati terkadang masih menggerutu dan tidak akan datang kesitu lagi. 

Suka Duka Menjadi Tukang Servis
Fenomena diatas bisa saja terjadi pada siapa saja yang menjadi teknisi atau tukang servis elektro, entah itu pemula seperti saya atau tukang servis handal sekalipun. Karena hati orang siapa yang tahu, apakah konsumen senang dengan hasil kerja kita atau bahkan sangat kecewa. Mungkin itulah resiko yang harus dihadapi seorang tukang servis. Tapi belum tentu juga seorang tukang servis selalu benar dalam menjalankan tugasnya. Banyak juga para teknisi yang dengan sengaja mematok harga tinggi meski sebenarnya kerusakan hanya sepele. Apalagi konsumen masih lugu tidak mengerti sama sekali dunia elektronika sementara si tukang servis lagi butuh uang. Maka jangan heran meski rusak cuman solderan tarifnya bisa sangat mahal. Itulah memang kesalahan fatal yang sering juga dipraktekkan, meski tidak semuanya. Karena jika hal tersebut terus berlanjut niscaya situkang servis pasti kena batunya. 

Percaya atau tidak kepercayaan dari pelanggan adalah nomor satu. Namun disisi lain ada juga pelanggan yang memang suka jail, dalam hal tarif suka menyangkal, mintanya yang bagus tapi tarif servisnya murah. Mengenai hal ini tentu pandai-pandai juga si tukang servis bagaimana cara mengatasinya. Karena terkadang pelanggan baik didepan tukang servis tetapi saat dengan orang lain suka menjelekkan, begitu juga dengan tukang servisnya disaat bicara dengan pelanggan ia baik-baik sementara saat dengan orang lain berbeda ungkapannya. Terkadang ada juga antara tukang servis yang satu dengan yang lainnya saling menjelekkan, menjatuhkan dan sebagainya. Itulah tantangannya , kalau mampu menjalaninya kesuksesan pasti didepan mata. Amiin

Jadi antara konsumen (pelanggan) dengan si tukang servis , kedua-duanya bisa saja menjadi ujung permasalahan dalam usaha jasa servis elektronika. Suka duka menjadi tukang servis elektronika akan begitu terasa jika Anda sudah mengalaminya. Good luck

Berlangganan update terbaru secara gratis:

4 Komentar Untuk "Suka Duka Menjadi Tukang Servis Elektronik"

  1. disertai dengan cinta mungkin pekerjaan ini menyenangkan.. walau tak dibayar setidaknya punya pengalaman yg berharga. itu yg mahal

    ReplyDelete
  2. Saya senang jadi servis cumn kata orang jadi tukng servis tv bnyk dosa apa betul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masalah itu kita serahkan saja sama Allah SWT.

      Delete

Komentar yang Anda kirim akan terlihat setelah admin menyetujuinya dan Mohon maaf link aktif dan kata berbau syara' tidak akan dipublikasikan. Terimakasih atas kerjasamanya.